Pakai iPhone, Segini Mahalnya Tarif Short Time Tidur dengan Mahasiswi PSK di Hotel Berbintang
Praktik perdagangan manusia (human trafficking) dengan modus prostitusi melalui jasa online di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kian menjamur.
Penangkapan yang dilakukan Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan terhadap tiga mucikari bersama lima wanita pekerja seks komersial di kota ini menguatkan hal tersebut.
Para pelaku itu ada yang bekerja sebagai tenaga honorer di kantor pemerintah.
Sedangkan PSK-nya, ada yang juga mahasiswi, karyawati perusahaan swasta hingga ibu rumah tangga.
Kasus ini terungkap setelah polisi menyamar sebagai calon pelanggan.
"Kami ungkap kasus ini seperti kasus narkoba, undercover. Mereka kita pancing dengan menyamar sebagai pelanggan dan akhirnya bisa ditangkap," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani saat jumpa pers di Mapolda Sulsel, Selasa (25/7/2017).
Dalam pengungkapan itu, polisi menangkap dan menetapkan tiga mucikari sebagai tersangka yakni BM (24), KH (24) dan IA (23).
Mereka ditangkap bersama wanita pemuas nafsu lelaki ‘hidung belang’ dari dua hotel berbeda di Kecamatan Panakkukang, Makassar.
Ceritanya, pada Minggu (23/7/2017) malam, polisi menyamar menjadi pria hidung belang yang berkomunikasi dengan pelaku mucikari melalui aplikasi pesan instan WhatsApp.
Polisi yang menyamar kemudian menyepakati harga dan lokasi pertemuan dengan mucikari BM yang belakangan diketahui bekerja sebagai honorer di lingkup Pemkot Makassar.
"Petugas kemudian melakukan penangkapan terhadap pelaku BM ketika ia membawa dua PSK di salah satu kamar hotel di Jl Boulevard,” kata Dicky.
Dari tangan BM dan dua PSK-nya, polisi menyita uang tunai Rp 2 juta dan dua handphone iPhone 6 Plus dan Samsung.
Beberapa jam setelah penangkapan BM, polisi kembali menangkap dua mucikari lainnya yakni KH dan IA, Senin (24/7/2017) dini hari.
Dari penangkapan dua mucikari itu, polisi juga mengamankan tiga PSK yakni RL (22), PS (27) dan FY (23).
Polisi menyita barang bukti berupa uang tunai, telepon genggam merek iPhone 6 Plus dan iPhone 7 Plus serta alat kontrasepsi.
Dicky melanjutkan, para PSK yang ditangkap itu memasang tarif beragam ke pelanggannya.
Mulai dari Rp1 juta hingga Rp3,5 juta setiap kencan short time.
“Dari pembayaran tersebut, para mucikari mendapat komisi sebesar Rp500 ribu untuk setiap pelanggan yang berhasil mereka dapatkan ke PSK,” papar Dicky.
Sekira 20 menit kemudian menuju hotel tempat transaksi," ungkapnya.
Mantan Dirsabhara Polda Kepri ini mengatakan, para PSK tersebut memiliki pekerjaan beragam.
Ada sebagai karyawan swasta, wiraswasta, mahasiswi, hingga ibu rumah tangga.
"Jadi mereka kadang kerja kadang tidak, tunggu panggilan saja dari mucikarinya," kata Dicky.
Tak hanya tarifnya yang mahal, para PSK tersebut biasanya melayani lelaki hidung belang di hotel berbintang.
Pelanggan mereka pun beragam. Ada yang dari Makassar. Ada juga yang dari luar kota.
Ditanya soal kemungkinan adanya pejabat yang menjadi pelanggan prostitusi online, Dicky mengatakan para pelanggan PSK tersebut berasal dari semua kalangan.
Diketahui, para mucikari telah menyediakan layanan prostitusi melalui WhatsApp dan Line sekitar setahun lamanya.
Dalam rentang waktu tersebut, mereka telah menyediakan wanita PSK sebanyak tujuh kali ke lelaki hidung belang.
Selain PSK yang diamankan di Mapolda Sulawesi Selatab, para mucikari mengaku masih memiliki PSK lainnya.
Saat transaksi, para mucikari terlebih dahulu bertemu dengan calon pelanggannya di hotel yang disepakati.
"Para wanita ini lalu dihubungi oleh tersangka melalui whatsApp atau Line dengan menawarkan pelanggan. Wanita kemudian menerima tawaran tersebut.
"Mereka memiliki jaringan hingga belasan orang. Pelaku ini masih memiliki PSK lainnya yang biasa melayani pelanggan yaitu EJ, OA, NN, dan EB," ungkapnya.
Dipulangkan
Setelah menjalani pemeriksaan, kelima PSK dibolehkan pulang ke rumah masing-masing.
Mereka dipulangkan karena hanya berstatus sebagai saksi. Sementara tiga mucikari yang menawarkan jasa mereka ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka.
"Perempuan ini adalah korban. Mereka jadi korban human trafficking dari para mucikari, jadi statusnya hanya saksi dan diperbolehkan pulang," kata Dicky
SUMBER BACAAN : http://ift.tt/2v7wZdD
Judul artikel terkait :Pakai iPhone, Segini Mahalnya Tarif Short Time Tidur dengan Mahasiswi PSK di Hotel BerbintangPenangkapan yang dilakukan Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan terhadap tiga mucikari bersama lima wanita pekerja seks komersial di kota ini menguatkan hal tersebut.
Para pelaku itu ada yang bekerja sebagai tenaga honorer di kantor pemerintah.
Sedangkan PSK-nya, ada yang juga mahasiswi, karyawati perusahaan swasta hingga ibu rumah tangga.
Kasus ini terungkap setelah polisi menyamar sebagai calon pelanggan.
"Kami ungkap kasus ini seperti kasus narkoba, undercover. Mereka kita pancing dengan menyamar sebagai pelanggan dan akhirnya bisa ditangkap," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani saat jumpa pers di Mapolda Sulsel, Selasa (25/7/2017).
Dalam pengungkapan itu, polisi menangkap dan menetapkan tiga mucikari sebagai tersangka yakni BM (24), KH (24) dan IA (23).
Mereka ditangkap bersama wanita pemuas nafsu lelaki ‘hidung belang’ dari dua hotel berbeda di Kecamatan Panakkukang, Makassar.
Ceritanya, pada Minggu (23/7/2017) malam, polisi menyamar menjadi pria hidung belang yang berkomunikasi dengan pelaku mucikari melalui aplikasi pesan instan WhatsApp.
Polisi yang menyamar kemudian menyepakati harga dan lokasi pertemuan dengan mucikari BM yang belakangan diketahui bekerja sebagai honorer di lingkup Pemkot Makassar.
"Petugas kemudian melakukan penangkapan terhadap pelaku BM ketika ia membawa dua PSK di salah satu kamar hotel di Jl Boulevard,” kata Dicky.
Dari tangan BM dan dua PSK-nya, polisi menyita uang tunai Rp 2 juta dan dua handphone iPhone 6 Plus dan Samsung.
Beberapa jam setelah penangkapan BM, polisi kembali menangkap dua mucikari lainnya yakni KH dan IA, Senin (24/7/2017) dini hari.
Dari penangkapan dua mucikari itu, polisi juga mengamankan tiga PSK yakni RL (22), PS (27) dan FY (23).
Polisi menyita barang bukti berupa uang tunai, telepon genggam merek iPhone 6 Plus dan iPhone 7 Plus serta alat kontrasepsi.
Dicky melanjutkan, para PSK yang ditangkap itu memasang tarif beragam ke pelanggannya.
Mulai dari Rp1 juta hingga Rp3,5 juta setiap kencan short time.
“Dari pembayaran tersebut, para mucikari mendapat komisi sebesar Rp500 ribu untuk setiap pelanggan yang berhasil mereka dapatkan ke PSK,” papar Dicky.
Sekira 20 menit kemudian menuju hotel tempat transaksi," ungkapnya.
Mantan Dirsabhara Polda Kepri ini mengatakan, para PSK tersebut memiliki pekerjaan beragam.
Ada sebagai karyawan swasta, wiraswasta, mahasiswi, hingga ibu rumah tangga.
"Jadi mereka kadang kerja kadang tidak, tunggu panggilan saja dari mucikarinya," kata Dicky.
Tak hanya tarifnya yang mahal, para PSK tersebut biasanya melayani lelaki hidung belang di hotel berbintang.
Pelanggan mereka pun beragam. Ada yang dari Makassar. Ada juga yang dari luar kota.
Ditanya soal kemungkinan adanya pejabat yang menjadi pelanggan prostitusi online, Dicky mengatakan para pelanggan PSK tersebut berasal dari semua kalangan.
Diketahui, para mucikari telah menyediakan layanan prostitusi melalui WhatsApp dan Line sekitar setahun lamanya.
Dalam rentang waktu tersebut, mereka telah menyediakan wanita PSK sebanyak tujuh kali ke lelaki hidung belang.
Selain PSK yang diamankan di Mapolda Sulawesi Selatab, para mucikari mengaku masih memiliki PSK lainnya.
Saat transaksi, para mucikari terlebih dahulu bertemu dengan calon pelanggannya di hotel yang disepakati.
"Para wanita ini lalu dihubungi oleh tersangka melalui whatsApp atau Line dengan menawarkan pelanggan. Wanita kemudian menerima tawaran tersebut.
"Mereka memiliki jaringan hingga belasan orang. Pelaku ini masih memiliki PSK lainnya yang biasa melayani pelanggan yaitu EJ, OA, NN, dan EB," ungkapnya.
Dipulangkan
Setelah menjalani pemeriksaan, kelima PSK dibolehkan pulang ke rumah masing-masing.
Mereka dipulangkan karena hanya berstatus sebagai saksi. Sementara tiga mucikari yang menawarkan jasa mereka ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka.
"Perempuan ini adalah korban. Mereka jadi korban human trafficking dari para mucikari, jadi statusnya hanya saksi dan diperbolehkan pulang," kata Dicky
SUMBER BACAAN : http://ift.tt/2v7wZdD
Alamat link terkait :Pakai iPhone, Segini Mahalnya Tarif Short Time Tidur dengan Mahasiswi PSK di Hotel Berbintang
0 Response to "Pakai iPhone, Segini Mahalnya Tarif Short Time Tidur dengan Mahasiswi PSK di Hotel Berbintang"
Posting Komentar